Tugas Boleh di Daerah Terpencil, Karya Agus Kurniawan dikoleksi 10 Perpustakaan Internasional
Ketapang – Agus Kurniawan, yang saat ini menjabat sebagai Penghulu KUA Kecamatan Sandai di bawah Kementerian Agama Ketapang, kembali menorehkan prestasi di kancah internasional.
Tugasnya sebagai Penghulu di Daerah Terpencil, tak menghalanginya berkarya di bidang penulisan. Dua karyanya, Kedang, Diseberang Matahari: Fiksi Sejarah Perang Tumbang Titi, 1914 dan Nyala Api Perlawanan, berhasil masuk ke dalam koleksi Library of Congress, salah satu perpustakaan paling bergengsi di dunia. Prestasi ini menegaskan peran Agus tidak hanya sebagai pelayan masyarakat dalam kapasitasnya di KUA, tetapi juga sebagai penulis yang mengangkat cerita lokal ke panggung internasional.
Novel Kedang, Diseberang Matahari tidak hanya diakui oleh Library of Congress, tetapi juga dikoleksi oleh perpustakaan-perpustakaan ternama lainnya seperti Leiden University Libraries di Belanda, University of Washington Libraries, UC Berkeley Libraries, University of Wisconsin - Madison General Library System, University of Michigan - Ann Arbor, Cornell University Library, Yale University Library, dan Ohio University Libraries di Amerika Serikat. Ini membuktikan bahwa karya-karya Agus memiliki daya tarik dan nilai historis yang tinggi, memberikan wawasan budaya dan sejarah lokal kepada pembaca global.
“Buku-buku saya memang tidak banyak dicetak dan tidak dipasarkan di jaringan besar seperti Gramedia. Namun, semangat saya selalu mengarah pada mengangkat cerita-cerita dari kampung halaman dan menjaganya tetap hidup. Jika suatu saat buku-buku saya nanti hilang dan pembacanya rindu membaca kembali, pembaca tahu dimana bisa menemukannya, di Library of Congress,” ungkap Agus dengan penuh kebanggaan.
Keberhasilan ini menjadi motivasi bagi penulis muda di Indonesia untuk terus berkarya dan mengenalkan budaya lokal ke dunia.
Melalui perannya sebagai Penghulu KUA dan penulis, Agus Kurniawan terus menginspirasi masyarakat dengan kontribusinya yang melintasi batas-batas geografis dan memperkuat literasi serta apresiasi budaya Indonesia di tingkat global.