K.H.M. Ali Usman : Ulama, Pendakwah, dan Politisi Inspiratif dari Ketapang
K.H.M Ali Usman , dikenal sebagai H. Ali Usman, adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah Ketapang dan Kalimantan Barat. Lahir pada 1 April 1915 di Ketapang, Kalimantan Barat, beliau tumbuh dan berkembang menjadi seorang ulama terkemuka, pendakwah yang berpengaruh, serta politisi yang mengabdikan diri untuk bangsa dan agama.
Masa Muda dan Pendidikan
Ali Usman menghabiskan masa kecilnya di Ketapang, di mana ia menerima pendidikan dasar yang kokoh dari lulusan Makkah yang mengajar di Madrasah Masjid Jami Matan. Pada usia remaja, beliau melanjutkan pendidikan agamanya di Darul Ulum Al-Dinijah, Makkah, salah satu pusat pendidikan Islam terkemuka di Hedjaz. Di sini, Ali Usman mendalami ilmu Al-Qur’an dan Hadits serta memperkaya pengetahuannya tentang berbagai disiplin ilmu keislaman. Di bawah bimbingan para ulama besar, termasuk sahabatnya Syaikh Muhammad Yasin Al-Fadani, Ali Usman berhasil menghafal Al-Qur’an 30 juz hanya dalam waktu enam bulan—a prestasi luar biasa yang membuktikan ketekunan dan kecerdasannya.
Kiprah dalam Pendidikan dan Keagamaan
Setelah kembali ke Indonesia, Ali Usman segera mengambil peran aktif dalam dunia pendidikan. Dari tahun 1936 hingga 1947, ia menjadi Kepala Sekolah Arraudlatul Islamijah di Pontianak, memimpin lembaga pendidikan ini dengan dedikasi tinggi. Ia kemudian kembali ke Ketapang dan memimpin SMIP Arraudlatul Islamijah hingga tahun 1951. Pada masa kepemimpinannya, sekolah ini menjadi pusat pendidikan yang penting bagi komunitas Muslim di wilayah tersebut.
Ali Usman juga dikenal sebagai tokoh yang gigih dalam memperjuangkan pendidikan agama Islam. Di Ketapang, beliau terlibat aktif dalam mendirikan Masjid At Taqwa, yang menggantikan Masjid Jami Matan yang tergerus abrasi. Di masjid ini, ia tidak hanya memimpin shalat dan kegiatan keagamaan lainnya tetapi juga mendirikan sekolah untuk mengajarkan ilmu agama dan kebangsaan kepada generasi muda.
Peran dalam Revolusi dan Perjuangan Kemerdekaan
Dalam masa revolusi fisik, Ali Usman turut berkontribusi dalam perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia dari penjajahan. Beliau terlibat dalam mempersiapkan pejuang-pejuang Ketapang untuk merebut kota dari pasukan pendudukan NiCA (Nederlandsch-Indische Civiele Administratie) sambil menunggu kedatangan kapal Sri Kayong yang membawa para pejuang pelopor RI. Meskipun upaya ini tidak sepenuhnya berhasil karena pasukan Belanda mengetahui rencana tersebut, keberanian dan komitmen Ali Usman dalam perjuangan ini tetap dikenang.
Karir Politik dan Perjuangan di Dewan Konstituante
Ali Usman juga memainkan peran penting dalam dunia politik Indonesia. Ia terpilih sebagai anggota Dewan Konstituante pada pemilu 1955, mewakili partai Masjumi dari Kalimantan Barat. Di Dewan Konstituante, ia dikenal sebagai sosok yang gigih memperjuangkan penerapan syariat Islam dalam konstitusi negara. Selain menjadi anggota, ia juga menjabat sebagai Bendahara Fraksi Masjumi dan Anggota Panitia Persiapan Konstitusi.
Namun, tidak seperti beberapa rekan di Masjumi yang bergabung dalam pemberontakan PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia) tahun 1958, Ali Usman memilih jalur perjuangan konstitusional. Ia tetap setia pada prinsip-prinsip demokrasi dan percaya bahwa perubahan harus dicapai melalui proses politik yang sah. Keputusannya ini mencerminkan komitmennya terhadap stabilitas dan pembangunan bangsa.
Dedikasi dalam Dunia Akademis
Selain kiprahnya dalam politik dan pendidikan, Ali Usman juga meninggalkan jejak yang mendalam dalam dunia akademis. Pada tahun 1962, ia menjadi Rektor ketiga Perguruan Islam Tinggi, yang kemudian berkembang menjadi Universitas Islam Bandung (UNISBA). Selama masa jabatannya, beliau berkontribusi dalam memperkuat landasan akademis dan visi keislaman universitas tersebut. UNISBA kini dikenal sebagai salah satu perguruan tinggi Islam terkemuka di Indonesia, yang berkomitmen untuk melahirkan intelektual muslim yang berperan sebagai pejuang, peneliti, dan pembaharu dalam masyarakat.
Karya Tulis dan Kontribusi Intelektual
Ali Usman juga aktif dalam menulis buku yang menguraikan pandangan dan pengetahuannya tentang Islam. Beberapa buku yang ditulisnya meliputi:
1. Partisipasi Keluarga Rasulullah S.A.W. dalam Merubah Sosial Budaya Dunia (1976) – Buku ini menjelaskan peran penting keluarga Rasulullah dalam membentuk perubahan sosial dan budaya di dunia Islam.
2. Manusia Jin Mengganggu Ketentraman (1979) – Dalam buku ini, Ali Usman membahas interaksi antara manusia dan jin serta dampaknya terhadap ketentraman hidup, berdasarkan perspektif Islam.
3. Pelanggaran Kesucian Masjidil Haram (1979) – Buku ini mengulas berbagai insiden yang dianggap sebagai pelanggaran terhadap kesucian Masjidil Haram, dan memberikan panduan tentang bagaimana menjaga dan menghormati kesucian tempat suci ini.
4. Rezeki Dalam al-Qur’an: Mencapai Kehidupan Berkah (2010) – Buku ini menguraikan konsep rezeki menurut Al-Qur’an dan bagaimana umat Islam dapat mencapai kehidupan yang penuh berkah melalui usaha dan spiritualitas.
Penolakan terhadap Komunisme dan Peran Sosial
Dalam konteks sejarah politik Indonesia, terutama di Kalimantan Barat, Ali Usman dikenal sebagai salah satu tokoh yang menolak keras ideologi komunisme. Pada pemilu 1955, Masjumi memperoleh kemenangan besar di Kabupaten Ketapang, menjadikannya daerah dengan dukungan kuat terhadap Ali Usman. Ketika Masjumi tidak lagi berpartisipasi dalam pemilu karena peristiwa PRRI, Ketapang tetap menolak PKI. Ini bisa jadi karena pengaruh pendidikan dan ajaran yang disebarkan oleh Ali Usman melalui SMIP yang ia pimpin. Kaum terpelajar dan masyarakat luas di Ketapang kebanyakan merupakan lulusan sekolah ini, yang mengajarkan nilai-nilai Islam yang bertentangan dengan komunisme.
Wafat, Warisan dan Pengaruh
K.H.M. Ali Usman wafat pada 30 Maret 1988 pada pukul 11 pagi di Bandung. Beliau dimakamkan di Taman Makam Bahagia, Cikutra, Bandung, meninggalkan warisan yang mendalam bagi masyarakat Ketapang dan Indonesia. Melalui pendidikan, politik, dan karya tulisnya, ia menginspirasi banyak orang untuk menjalani kehidupan yang selaras dengan nilai-nilai Islam.
K.H.M Ali Usman meninggalkan warisan yang mendalam bagi masyarakat Ketapang dan Indonesia. Melalui pendidikan, politik, dan karya tulisnya, ia menginspirasi banyak orang untuk menjalani kehidupan yang selaras dengan nilai-nilai Islam. Meskipun ia telah tiada, pengaruhnya tetap hidup dalam setiap aspek kehidupan masyarakat yang ia layani dan ajarkan.
Ali Usman adalah contoh dari seorang pemimpin yang berdedikasi pada agama, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakatnya. Warisannya sebagai seorang ulama, pendidik, dan politisi terus menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya untuk membangun bangsa dan menjalani kehidupan yang penuh makna dan berkah.